Sabtu, 03 Oktober 2015

Wisata Beji Sirah Keteng


Ponorogo sebenarnya banyak wisata mistisnya, akan tetapi banyak orang yang belum tahu beberapa wisata di Ponorogo diantaranya beji (mbeji). Beji adalah sebuah kedungan/kolam dimana pinggirnya dibangun dengan plengsengan contohnya saja di kecamatan Sambit kabupaten Ponorogo terdapat beberapa beji di antaranya beji Sirah Keteng dimana terletak di desa Bedingin, Beji Sumber Gondang di desa Maguan, Sumber Beji juga di desa Maguan, dan beji Cangkring ada di desa Nglewan Sambit Ponorogo.

Taman Wisata Ngembag Ponorogo


2 Km menuju ke arah Pulung Jl. Yos Sudarso  dari arah alun - alun ponorogo terdapat wahana bermain dan hiburan anak dan keluarga. Taman wisata ini terletak di kecamatan Siman. Sebelumnya, taman wisata Ngembag dikenal sebagai mata air yang tak terawat.  oleh Pemkab Ponorogo telah di kembangkan sebagai taman kota yang dilengkapi dengan kolam renang anak dan juga beberapa permainan anak-anak.



Kintamani Waterpark Ponorogo

Kintamani Waterpark merupakan salah satu wahana wisata air di Ponorogo yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Lokasi wahana dengan luas sekitar 1,8 hektar ini berada di Jln Ki Ageng Kutu , Nomer 9, Siman, Ponorogo. Kintamani Waterpark memiliki 2 kolam renang anak dan telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti seluncuran. Disamping itu, terdapat kolam renang dewasa, sarana outbond, mushola, kamar mandi, dan sebagainya.
Selain Waterpark, obyek wisata di Ponorogo ini juga didukung oleh sebuah restoran bernuansa alam pedesaan dan terletak diatas danau buatan. Restoran dengan kapasitas sekitar 100 ini, akan membuat suasana makan bersama keluarga, temat, ataupun rekan kerja menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Harga tiket masuk Kintamani Waterpark adalah sebesar Rp.5.000/orang pada hari Senin s.d Jumat. Sedangkan hari Sabtu, Minggu, serta hari Libur Nasional seharga Rp.10.000/orang dewasa, dan Rp.8.000/anak.



Kamis, 01 Oktober 2015

Pesona Air Terjun Tumpuk Sawoo

Bertempat di Desa Tumpuk Kecamatan sawoo Ponorogo, yang tepatnya desa sebelum perbatasan Ponorogotrenggalek, saya mencoba mencari suatu tempat untuk hanya sekedar foto-foto untuk narsis. Ya sebelumnya saya juga tidak tahu akan kemana tujuannya, tapi setelah mengamati dari jalan raya Ponorogo-Trenggalek (pandangan saya arahkan ke suatu lembah). dan saya pun menuju ketempat tersebut. Dan ternyata benar saja, saya dapat menikmati pemandangan yang luar biasa dibawah jembatan yang akan menuju desa tersebut. Batu-batu besar, kelokan-kelokan air yang terbentuk  proses alam, jernihnya air yang segar, menghiasi proses pengambilan gambar. Dan kalau saya bisa berkata, ini adalah seperti water boom alami, karena bentuk aliran diatas batu cadas yang halus bekelok-kelok. Aliran air disungai yang namanya sendiri kurang tahu namanya ini membentuk air terjun tiga tingkat yang rta tingginya sekitar 4 sampai 7 meter, dan setiap tingkat mempunyai kolam besar yang dalam dibawah jatuhnya air tersebut. Dan inilah dokumentasinya :




Sumber: http://i245.photobucket.com/albums/gg41/moharifudin/Ehm_caem014-1.jpg


Gunung Bayang Kaki Ponorogo


Gunung Bayangkaki adalah gunung yang tak aktif yang terletak di Ponorogo Jawa Timur, tepatnya di Desa Temon, Kecamatan Sawoo. Gunung Bayangkaki memiliki empat puncak, yakni Puncak Ijo (Gunung Ijo), Puncak Tuo (Gunung Tuo), Puncak Tumpak (Puncak Bayangkaki) dan Puncak Gentong (Gunung Gentong). Di balik indahnya alam dan kokohnya batu-batu besar yang menjulang, Bayangkaki memiliki berbagai keunikan dan masih diselimuti dengan mitos yang terus berkembang dalam masyarakat sampai sekarang. Salah satu mitos yang berkembang dalam masyarakat adalah ketika Puncak Gentong sudah terbakar tanpa sebab berarti musim penghujan akan segera tiba.

Penemuan Situs Bersejarah di Balong Ponorogo

Beberapa hari yang lalu, penduduk Ponorogo dikagetkan dengan berita penemuan sebuah situs bersejarah. Lokasinya berada di Dusun Bendo, Desa Karang Patihan, Kec. Balong, Ponorogo. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Antok, arkeolog dari Universitas Udaya, situs tersebut berupa sebuah kolam pemandian peninggalan Era Jayabaya. Selain kolam pemandian, juga ditemukan beberapa patung dan waruga.
Berita tersebut membuat saya dan juga 2 teman dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo tertarik untuk melihat langsung di lokasi penemuan. Rabu (23/2) pagi, kami memutuskan berangkat. Sesampainya di lokasi, kebetulan kami bertemu dengan Bapak Antok, Bapak Kepala Desa Karang Patihan dan juga Bapak Sugiharto yang pernah masuk TV kemarin. He he... Tanpa pikir panjang, kesempatan langka ini kami manfaatkan untuk mencari informasi seputar penemuan situs bersejarah.

Menurut cerita Bapak Kepala Desa dan Bapak Sugiharto, dulu kolam tersebut berjumlah 2 dan masih bisa digunakan warga sekitar untuk mandi. Air di kolam ini jernih  yang bersumber di Gunung Jaran,  tambah  Pak Kepala Desa. Bapak Sugiharto juga menjelaskan,  air dari  sumber mengalir di dalam pralon yang terbuat dari kayu jati. Kemudian semenjak semakin gencar pergerakan Islam sekitar tahun 1965, pemandian ini dihancurkan dan ditimbun untuk mencegah kegiatan kepercayaan animisme-dinamisme.
Sementara waktu ini, peninggalan yang diketemukan 1 kolam, 2 patung dan 1 waruga. Selain bertemu dengan mereka, kami juga bertemu dengan utusan dari Museum Mpu Tantular dan Pemkab. Ponorogo. Meraka meneliti dengan seksama kolam pemandian, patung dan waruga serta lokasi di mana diketemukannya peninggalan bersejarah tersebut. Bapak Antok, arkeolog Universitas Udaya berpendapat, dimungkinkan di sekitar lokasi penemuan kolam pemandian ini terdapat candi yang masih tertimbun tanah. Berikut ini adalah foto-foto yang dapat kami abadikan :







Pagi beranjak menuju siang, awan mendhung juga mulai datang, sepertinya akan turun hujan. Setelah merasa cukup informasi, kami berniat untuk pulang. Kami hendak meminta ijin untuk pulang kepada bapak-bapak yang telah memberi informasi penting ini. Tetapi kami melihat meraka sedang berdiskusi. Entah tentang apa yang mereka diskusikan, kami langsung pergi saja meninggalkan lokasi karena sudah mulai gerimis. Kepada bapak-bapak yang saya hormati, kami mohon maaf. Terima kasih.
Sumber: http://phisitponorogo.blogspot.co.id/2011/02/penemuan-situs-di-balong-ponorogo.html

Air Terjun Coban Lawe Ponorogo

Ponorogo begitu banyak menyimpan potensi alam yang belum di ekspose, khususnya di daerah timur arah kota kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak dan Kecamatan Sooko. Potensi alam tersebut masih asri dan "perawan", walau rute menuju lokasi masih jalan makadam dan jalan setapak tidak menjadi masalah dan akan terbayar dengan keindahan dan segarnya air yg mengalir sangat deras walau musim panaspun.
33km dari alun2 ponorogo kami tempuh dalam waktu 56menit. Dari Alun-2 kami menuju ke arah timur Kecamatan Pulung, di perjalanan akan disuguhi indahnya perbukitan nan hijau pada area perkebunan minyak kayu putih, bila memakai kendaraan pribadi setelah pabrik minyak kayu putik kita akan menemukan POM bensin terakhir sebelum menuju lokasi. Memasuki perempatan /polsek pulung kita akan disuguhi beraneka macam kuliner mulai dari sate kambing, nasi pecel sampai nasi gegog di seputar pasar Pulung, beberapa menit kemudian di kanan kiri jalan anda akan mendapati hamparan sawah yg sangat menarik tidak kalah dengan persawahan yg terkenal di bali, sampailah kita di Kantor Kelurahan Krisik, bila kita mengunakan kendaraan roda4 di situlah tempat terakhir kita parkir, Kondisi jalan menuju Coban Lawe hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua, sekitar 500 meter dari jalan raya (pertigaan depan Kantor desa Krisik) kondisi jalan masih makadam sehingga ini akan menyulitkan pengendara untuk naik. Kemudian jalan yang berada di tengah hutan pinus hanya jalan setapak, sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua namun harus dengan kehati-hatian, jika ceroboh tidak menuntut kemungkinan terpeleset dan juga masuk jurang.
Jika ditempuh melalui jalur Sooko-Pudak bisa diakses dari perempatan pasar Pulung belok kanan menuju arah ke Kecamatan Sooko, kemudian ikuti jalur menuju Kecamatan Pudak dan kemudian menuju ke Kantor Desa Krisik.  Jika melewati jalur Sooko-Pudak ini nanti akan ada alternatif tempat wisata  yang bisa dikunjungi yang berada di Kecamatan Sooko, diantaranya Air Terjun PletukGoa Maria FatmaBukit Mayong, Gunung Bedes, hamparan sawah yang indah, sentra susu perah, perkebunan buah naga dan juga sentra perikanan.  Dijalur ini pula akan melewati jalan di bawah rindangnya hutan pohon jati.
Setelah menempuh perjalanan yang sulit dan perjuangan yang luar biasa, sesampainya di air tejun jerih payah tersebut akan hilang dan berganti kekaguman akan keindahan air terjun. Kondisi secara keseluruhan coban lawe masih alami, di sekitar air terjun masih ditumbuhi berbagai macam tumbuhan liar. Suara kicauan burung sesekali berdendang mengikuti alunan butiran air yang jatuh dari ketinggian. Keadaan air sangat jernih ibarat air mineral yang siap diminum. Bulir-bulir air yang menerpa wajah ibarat selendang bidadari yang diusapkan ke wajah kita yang membuat kita enggan beranjak untuk meninggalkannya. Sepoi angin yang berhembus seakan mendorong diri untuk bermalas-malasan pergi dan ingin tetap menikmatinya. 


Setelah puas menikmati Coban Lawe 1 perjalanan kita lanjut menuju coban lawe 2 letaknya +/- 2km jalan setapak melewati sela2 pepohonan besar dan lebat.





Anda akan disuguhi suasana hutan belantara "kalimantan" plus hamparan rumput gajah, pohon bambu serta beraneka macam serangga unik dan jarang kita liat, untuk pecinta fotografi macro coban lawe sangat ideal dimana stok dan jenis serangganya sangat berfariasi dan melimpah








20 menit perjalanan santai sampailah kita ke coban lawe 2 atau oleh kami biasa disebut coban seket atau coban lima puluh. Di sini kondisi air terjunya lebih tinggi dan tanamanya lebat karena sangat jarang di kunjungi wisatawan dan penduduk sekitar, percikan air dingin air terjun diterpa angin mampu menghapus rasa lelah kita setelah berjalan +/- 2km.


Itulah tadi keindahan dari Air Terjun Coban Lawe Kecamatan Pudak Ponorogo yang masih alami dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masih dibiarkan apa adanya. Selamat berkunjung :)
Sumber: http://www.ratjoen.in/2015/03/wisata-adventure-air-terjun-coban-lawe.html

Tempat Wisata Di Kecamatan Ngrayun Ponorogo

Air Terjun Singgah

Lokasi Air Terjun ini adalah di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Air yang meluncur deras dari ketinggian, jatuh mengenai bebatuan yang ada di bawahnya menimbulkan suara gemericik air menambah suasana yang asri. Air yang berasal dari pegunungan ini terasa begitu dingin saat disentuh. Selain dingin, air yang mengalir juga sangat jernih. Tak hanya itu, aliran air terjun Sunggah yang dibawahnya dipenuhi berbagai jenis ikan ini terus mengalir sepanjang tahun.Biasanya, kalau musim kemarau, suara gemericik air akan terdengar sampai jauh. Suara gemericik air ini oleh masyarakat sini dijadikan sebagai pertanda akan datang musim kemarau. Selain airnya dingin dan jernih, pemandangan di sekitarnya juga masih alami.

Watu Semaur
Watu Semaur ini terletak dipinggir jalan raya Ngrayun-Jajar tepatnya di Desa Selur Kecamatan Ngrayun Yakni, sebuah tebing batu besar yang berada di tengah-tengah padang rumput. Tebing batu ini oleh warga setempat kemudian dinamakan Watu Semaur, karena jika ada orang berteriak akan menggema seperti berteriak di dalam gua. Watu Semaur juga sering dimanfaatkan oleh para penghobi olah raga panjat tebing atau climbing. Karena, mempunyai ketinggian sekitar 125 meter, sehingga sangat cocok untuk mengadu nyali menaklukan ketinggian tebing ini. Jika musim kemarau, area di sekitar Watu Semaur sering dijadikan tempat berkemah. Banyak pengunjung yang sengaja berkemah disini untuk menikmati keindahan Watu Semaur sambil panjat tebing. Mereka berasal dari Ponorogo, Madiun, Magetan dan banyak juga dari Surabaya serta kota-kota lainnya.

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers